Paus Fransiskus menyampaikan solidaritas dan doanya bagi para korban banjir dan tanah longsor yang melanda beberapa wilayah di Indonesia, khususnya Nusa Tenggara Timur dan Timor-Leste yang menewaskan sedikitnya 120 orang.
“Saya berdoa bagi para korban banjir yang beberapa hari terakhir melanda Indonesia dan Timor Leste,” kata paus dalam Audiensi Umum mingguan pada 7 April.
Bapa Suci mengatakan ia memohon kepada Tuhan “untuk menerima mereka yang meninggal, menghibur keluarga yang ditinggalkan, dan mendukung mereka yang kehilangan tempat tinggal.”
Caritas Indonesia dan lembaga bantuan lain berusaha menjangkau masyarakat yang terkena dampak bencana yang disebabkan oleh topan pada Minggu Paskah.
Pada 7 April, tim penyelamat terus mencari puluhan orang yang masih hilang setelah banjir dan tanah longsor melanda desa-desa di Nusa Tenggara Timur dan Timor-Leste
Helikopter dikerahkan untuk membantu pencarian dan kapal-kapal yang membawa makanan, air minum, selimut, dan obat-obatan dapat mencapai pelabuhan yang sebelumnya terhalang oleh gelombang tinggi yang diakibatkan oleh topan tropis Seroja.
Pulau Adonara dan Alor termasuk di antara pulau-pulau yang paling parah dilanda topan, masing-masing dengan 62 dan 21 orang yang meninggal.
Gambar udara dari Adonara yang didapat pada 6 April menunjukkan lumpur berwarna coklat dan air banjir menutupi area yang sangat luas, mengubur rumah, jalan dan pepohonan.
Tentara Nasional Indonesia dan sukarelawan tiba di pulau itu pada 6 April dan menyiapkan dapur umum, sementara petugas medis mulai berdatangan.

Video yang diambil oleh seorang pejabat lokal di desa Tanjung Batu di Lembata, rumah bagi gunung berapi Ile Lewotolok, menunjukkan pohon-pohon yang tumbang dan batu-batu lahar yang besar yang telah menghancurkan rumah-rumah setelah diguncang topan.
Ribuan orang telah mengungsi, hampir 2.000 bangunan termasuk rumah sakit terkena dampak, dan lebih dari 100 rumah rusak berat akibat topan tersebut.
Sekarang muncul juga kekhawatiran akan kemungkinan infeksi COVID-19 di pusat evakuasi yang sangat padat.
Sementara itu di Timor-Leste sedikitnya 33 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor serta tertimpa pohon.
“Jumlah korban diperkirakan akan bertambah karena banyak korban belum ditemukan,” kata direktur utama perlindungan sipil, Ismael da Costa Babo, kepada Reuters.
Laporan tambahan dari Reuters