Sebuah relikui Paus St. Yohanes Paulus II mendapatkan tempat permanen yang menjadi kebanggaan di sebuah gereja di Keuskupan Tangshan, provinsi Hebei Cina, tempat puluhan umat Katolik menjadi martir lebih dari seabad yang lalu.
Uskup Fang Jianping dari Tangshan memimpin Misa di Gereja Katolik Xiaotao pada 22 Oktober, hari raya Paus St. Yohanes Paulus II, untuk menyambut seikat rambut suci milik santo itu. Misa itu dirayakan oleh 10 imam diosesan dan dihadiri sekitar 400 umat Katolik.
Dalam homilinya, Uskup Fang berbicara tentang kehidupan Paus St. Yohanes Paulus II dan meminta umat beriman untuk mengikuti teladannya dan belajar dari kata-kata dan perbuatannya.

120 martir telah diakui yang dibunuh karena mempertahankan keyakinan mereka di Cina antara tahun 1648 dan 1930.
Sebagian besar martir, termasuk 33 misionaris asing, meninggal selama Pemberontakan Boxer Cina (1899-1901).
Uskup Fang mengatakan bahwa umat harus menggunakan semangat mereka sebagai inspirasi daripada berdoa kepada mereka secara langsung karena semangat yang mereka perlihatkan menunjukkan kesetiaan yang besar kepada Tuhan.
Paus St. Yohanes Paulus II mengkanonisasi para martir pada 1 Oktober 2000, sebuah langkah yang tidak menyenangkan bagi Beijing dan membuat tegang hubungan Tiongkok-Vatikan saat itu.
Seorang umat yang meminta namanya tidak disebutkan mengatakan kepada LICAS News bahwa keuskupan berusaha membeatifikasi lebih banyak martir dari Gereja Xiaotao tahun lalu dan Takhta Suci menanggapinya dengan memberi mereka relikui St Yohanes Paulus II.
Berdasarkan memorial di gereja itu, puluhan orang mati di sana karena iman mereka pada tahun 1900 selama Pemberontakan Boxer, tetapi hanya 22 dari mereka yang teridentifikasi.

The source said the relic was given to the parish by Monsignor Slawomir Oder, who was in charge of Pope St. John Paul II’s canonization process.
Banyak dari mereka yang dibakar atau dikubur hidup-hidup termasuk wanita dan anak-anak, yang salah satunya baru berusia 4 tahun. Monumen peringatan itu didirikan pada 2013 untuk mengingat mereka setelah kuburan mereka dibuldoser selama Revolusi Kebudayaan.
Sumber itu mengatakan bahwa relikui itu diberikan kepada paroki oleh Monsinyur Slawomir Oder, yang bertanggung jawab atas proses kanonisasi Paus St. Yohanes Paulus II.
Dia juga mengatakan bahwa relik itu tiba di Tangshan pada Januari dan keuskupan telah menunggu saat yang tepat untuk menempatkannya di Gereja Xiaotao.
Takhta Suci telah meminta keuskupan mengatur upacara dan gencar mempublikasikan kedatangan relik itu sehingga banyak umat Katolik dapat berdoa dan memperkuat persekutuan mereka dengan Gereja.