Dua tersangka yang terlibat dalam pemboman dua gereja Katolik di Filipina selatan pada tahun 2019 tewas dalam penggerebekan polisi di Indonesia pada 6 Januari.
Pihak berwenang Indonesia yang dikutip media mengatakan bahwa penggerebekan di Makassar di Sulawesi Selatan mengakibatkan penembakan terhadap dua tersangka teroris.
Witnu Urip Laksana, Kapolrestabes Makassar, mengatakan para tersangka terlibat dalam pemboman gereja di provinsi Sulu di Mindanao, Filipina selatan, lapor The Jakarta Post.
Ia mengatakan polisi Indonesia melakukan tindakan “tegas dan terukur” terhadap dua pria yang diduga anggota Jamaah Ansharut Daulah yang terafiliasi dengan ISIS.
Kelompok tersebut dilaporkan telah melakukan serangkaian serangan di Indonesia.
ISIS mengaku bertanggung jawab di balik pemboman gereja Katolik di kota Jolo, Mindanao yang menewaskan sedikitnya 20 orang pada Januari 2019.
Serangan itu terjadi beberapa hari setelah wilayah yang berpenduduk mayoritas Muslim itu memilih otonomi yang lebih besar dalam referendum.

Sebuah pernyataan dari ISIS mengatakan serangan itu dilakukan oleh “dua kesatria berani mati” melawan “perang salib.”
Pihak berwenang Filipina kemudian mengatakan serangan itu adalah bom bunuh diri oleh pasangan Indonesia, yang dibantu oleh sebuah sayap lokal kelompok Abu Sayyaf.
Anggota Abu Sayyaf juga dilatih bersama kelompok bersenjata Asia Tenggara Jemaah Islamiyah, yang didirikan oleh seorang pendakwa Indonesia, dan kedua kelompok tersebut sebelumnya terkait dengan al-Qaeda.
Lebih dari 100 orang terluka dalam pemboman gereja, yang pertama dan sejauh ini merupakan pemboman bunuh diri paling mematikan di Filipina.
Pada Oktober 2020, pihak berwenang Filipina juga menangkap seorang wanita Indonesia yang diyakini terkait dengan serangan bunuh diri terhadap konvoi militer di Jolo yang menewaskan 15 orang dan melukai puluhan lainnya.
Wanita Indonesia itu adalah istri dari seorang warga Indonesia yang dibunuh oleh tentara Filipina di Sulu pada Agustus 2020.
Ia juga diyakini sebagai putri dari dua pelaku bom bunuh diri yang terlibat dalam pemboman gereja.